Di zaman yang sudah canggih seperti sekarang, Kakek masih mempertahankan masak taoge menggunakan alat dan bahan yang tradisional, seperti masak menggunakan kayu bakar dan bungkus taoge menggunakan daun pisang.
Meski banyak orang yang menghina dan menyebut dagangan Kakek kampungan, Kakek tetap semangat berjualan. Dari pagi hingga sore beliau jualan di pinggir jalan, berharap hari itu ada yang membeli taoge gorengnya agar keluarganya bisa makan.
Penghasilan bersihnya dari berjualan taoge Rp50.000-Rp200.000. Namun, sejak pandemi penghasilannya berkurang, hanya cukup untuk kebutuhan dapur saja.
Dalam keterbatasannya, Kakek tinggal di gubuk sederhana. Beliau memiliki cita-cita untuk berbagi kepada anak yatim dan ingin menambah modal usahanya untuk tetap berjualan taoge.
#OrangBaik mari kita bantu Kakek agar dapat bertahan di tengah pandemi. Kamu bisa bantu dengan cara: